Elingo jenengsiro putraningsun asaliro ono iki soko manunggaling roso sejati, duk naliko manunggaling bopo lan ibuniro, sakarone manunggal sawiji, rangkul-rinangkul, tan purun pisah jaji, lamun roso sakarone durung midjil, lha iku ananiro ing madyo, podo marmo jenengsiro ojo wani-wani marang wong tuwoniro, yektine kang anjangkung klawan dadio pepayungiro sinebut payung tunggal jati.

Selasa, 17 Juli 2012

SEPENGGAL SEJARAH

Bapak M. Semono Sastrohadijoyo "Kanugrahan (berketempatan)" menerima wahyu Eko Buwono, pada tanggal 14 Nopember 1955, jam 18.05 bertepatan pada hari Senin Pahing di Surabaya, pada kesatuan diri pribadi Bapak M Semono Sastrohadijoyo telah jumeneng dalem Kanjeng Romo Prabu Gusti Herucokro, peristiwa atau kejadian tersebut oleh beliau disebutnya "KANJENG ROMO PRABU GUSTI HERUCOKRO MIDJIL SOKO ALAS KETONGGO".
Dalam kurun waktu 26 Tahun (14 Nopember 1955 - 3 Maret 1981) Kanjeng Romo telah paring (memberikan) kepada Putro-putronya, yang oleh beliau disebutnya sebagai : Sabdo, Pangandiko, Pitutur atau Wulang wuruk, yang dalam bentuknya (wujud) nampak pada indera manusia, dan pada tanggal 29 April 1978 satu-satunya sabdo yang beliau tulis adalah "Sabdo Honocoroko" yang arti tulisannya adalah "Romo Mangestoni Putro Putro Kudu Ngakoni Putro Romo", maka pada setiap tanggal 29 April diperingati sebagai Peringatan Sabdo Honocoroko.
Kesemuanya berupa unen-unen atau tetembungan (kata-kata atau kalimat) yang kadang-kadang, bahkan pada umumnya sangat sulit dimengerti makna atau arti kata-katanya, justru disitulah letak kekhasan peparingannya, bahwa apa yang diberikan itu lungguhnya (tempatnya) bukanlah pada pangerten (pengertiannya), tetapi pada ROSO SEJATI - SEJATINE ROSO.
Pernyataan beliau saat Mijil, menyatakan bahwa “Ingsun” Mijil, arso nyungsang bawono balik, arso nggelar jagat anyar. Ingsun (bukan aku atau saya) mijil hendak memutar-balikkan jagad anyar (maksudnya jagat kecil, pribadi manusia), dan hendak menggelarkan dunia baru. Artinya, kalau selama ini, kita selalu memperbudak hidup, selanjutnya
dibalik, kita sebagai manusia akan menjadi abdinya Sang Hidup.
Kanjeng Romo Prabu Gusti Herucokro disimbolkan dengan wujud Bapak M. Semono Sastrohadijojo (1900 - 1981), beliau mampu menyatukan kekuatan jagad kecil (diri manusia) dengan kekuatan jagad besar (alam semesta). Sejak saat itu Kanjeng Romo memberikan siapapun yang menghendaki Urip Sejati Sejatine Urip, Hidup bahagia (Sabar, Narimo, Iklhas, Tresno, Welas Asih, kanti Ngalah), agar bisa mencapai “Kasampurnan Jati” (moksha atau sirna) jika seseorang meninggal jasad dan rohnya menyatu pada saatnya.

4 komentar:

  1. Sejarah Romo M Semono pernah diutarakan oleh Bapak Jalak Lenting dalam Blog
    Kaskus Supernatural. Thread beliau telah musnah ranap hilang setelah Blog Kaskus
    digodam. Syukur Alhamdulillah rupanya disini maseh ada lagi yang membicarakan
    ilmu gerak kebatinan ajaran Romo M Semono. Terima kaseh dan Salam SiSepuluh.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. RALAT...."LAKU KASAMPURNAN MANUNGGAL KINANTENAN SARWO MIDJIL"....Rahayu.

    BalasHapus
  4. saya atas nama BPK. SAMSUL dari MADURA ingin mengucapkan banyak terimah kasih kepada MBAH KARYO,kalau bukan karna bantuannya munkin sekaran saya sudah terlantar dan tidak pernaah terpikirkan oleh saya kalau saya sdh bisa sesukses ini dan saya tdk menyanka klau MBAH KARYO bisa sehebat ini menembuskan semua no,,jika anda ingin seperti saya silahkan hubungi MBAH KARYO no ini 082301536999 saya yakin anda tdk akan pernah menyesal klau sudah berhubungan dgn MBAH KARYO dan jgn percaya klau ada yg menggunakan pesan ini klau bukan nama BPK. SAMSUL dan bukan nama MBAH KARYO krna itu cuma palsu.m

    BalasHapus